Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 25 September 2008

Butek! Tak Ada Inspirasi Buat Nulis

Sebuah usaha agar bisa menulis tanpa hambatan


Sebenernya apa seh makhluk bernama inspirasi itu? Selama ini yang kita kenal dengan inspirasi adalah keadaan saat mendapat ide ketika akan melakukan sesuatu atau dalam hal ini kita khususkan saja menulis. Mendapat inspirasi saat menulis. Ketika kita tahu apa yang akan kita tulis, maka kita sudah memiliki inspirasi sebuah tulisan. Atau dalam kata lain, tema. Masalahnya, bisakah inspirasi dihadirkan saat kita buntu akan menulis sesuatu? Jawabannya bisa ya dan tidak. Tapi untuk meningkatkan mental, kita sepakati saja bisa. Inspirasi saat menulis bisa kita hadirkan. Benarkah?

Menurut penulis senior, Remy Sylado, yang sangat produktif dalam menulis, inspirasi bisa kita hadirkan. Nah, bener, kan? Bisa dipaksa supaya hadir. Caranya? Entahlah. Penulis kita ini tak menjelaskan. Ia hanya bilang, kita mesti memaksakan diri menghadirkan agar inspirasi datang karena cara itu bisa berhasil. Sayangnya dia tidak menjelaskan cara yang ditempuhnya melahirkan ide itu. Tapi jangan khawatir. Saya punya cadangan jawaban untuk pertanyaan klasik ini.

Menurut Farid Gaban, esais dan mantan wartawan Tempo, mendapatkan inspirasi bisa dilakukan dengan menjebol kebekuan pikiran kita. Menurut teorinya, sebenarnya kita memiliki banyak inspirasi dalam kepala kita yang bisa dituliskan. Kendalanya, ada sesuatu yang menghalanginya. Salah satu penghalang itu adalah ketakutan menulis. Takut salah. Menilai tulisan yang belum jadi (karena baru sedikit sudah diedit) jelek. Pikiran ini pada akhirnya memperlambat kita dalam menulis karena pikiran dibebani dengan pembetulan akan kaidah bahasa dan hal-hal teknis lainnya dalam tulisan yang baru mau kita buat. Padahal, tulisan belum selesai. Apa yang ingin dituliskan belum sepenuhnya keluar dari kepala. Akhirnya, tulisan menjadi prematur atau bahkan gugur.

Untuk itu, perlu cara untuk menjebol penghalang itu. Cara yang paling sederhana adalah tulis apa yang terlintas dalam pikiran saat akan memulai menulis. Tuliskan semua. Keluarkan. Jangan dulu dibaca ulang. Jangan dulu diedit. Jangan pikirkan tanda baca. Jangan pikirkan ejaan. Cukup tulis. Tulis. Dan tulis. Tulis terus sampai semua yang ada dalam kepala habis.

Hasilnya mungkin akan sangat mengecewakan karena akan sangat acak-acakan. Tapi jangan hiraukan. Jangan gusar. Ini wajar karena kita hanya mengeluarkan semua pikiran tanpa menyaring. Lagi pula ini hanya sebuah trik menjebol kebekuan dalam menuangkan ide saja. Dengan cara seperti itu, diharapkan ide-ide yang terlintas dapat terselamatkan. Karena dalam beberapa kasus yang sering dialami penulis, terkadang ide-ide yang terlentik itulah ide yang cantik untuk tulisan kita. Jika tidak segera ditulis, maka kemungkinan mengundang kembali ide itu biasanya agak mustahil. Cara lain yang bisa dicoba adalah dengan menuliskan satu kata ke atas kertas.

Setelah kita mendapatkan sebuah kata, lalu kita menyambungnya dengan kata yang berkaitan dengan kata awal. Misalnya, kata awal yang kita tulis adalah kata ‘rumah’. Maka, kata yang berkaitan dengan itu adalah sakit. Atau makan. Kata makan juga bisa kita sambung dengan kata-kata lainnya yang kita inginkan. Aturan dalam menjalani cara ini, masih sama dengan cara awal, jangan berhenti menulis. Tuliskan semua yang terlintas dalam kepala. Sebanyak-banyaknya. Tulis saja meskipun dalam perjalanan menulis itu, ada kata yang kasar, tidak etis, kurang sopan dst.

Dengan dua metode di atas, diharapkan kendala dalam memulai menulis bisa teratasi. Sehingga, tidak ada lagi yang mengatakan saat memulai menulis, “Nggak ada ide nih.”

Hare gene nggak ada ide? Basi banget seh!

16 Sep. 08

Tidak ada komentar: