Judul buku : Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi
Pengarang : Wishnubroto Widarso
Tebal : 88 halaman
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta
Cetakan ke : 5 tahun 2005
Bagaimana proses sebuah tulisan atau naskah menjadi buku? Ini yang tidak banyak diketahui. Kebanyakan dari kita hanya tahu buku sudah jadi dan tinggal ‘lahap’ di toko buku atau perpustakaan. Kita tak banyak tahu kalau proses yang ditempuh sebuah naskah yang pendek sekalipun bisa sangat lama untuk jadi sebuah buku bacaan. Bahkan waktu yang merentang bisa sampai empat tahun atau lebih. Namun bukan berarti semua naskah mesti melalui jalan panjang dan melelahkan itu. Ada juga naskah yang hanya memerlukan beberapa bulan saja untuk menjadi buku.
Jika dihitung, ada banyak sekali jumlah penulis di Indonesia. Mulai dari penulis fiksi hingga non fiksi. Mungkin mencapai angka ratusan. Namun dari sekian banyak penulis belum banyak yang membagi pengalamannya dalam proses pengerjan buku mereka sampai menerbitkannya. Untung saja ada Wishnubroto Widarso—hanya salah satu penulis—yang mau berbagi pengalaman berharga itu.
Wishnubroto adalah seorang penulis nonfiksi (tapi pernah juga menulis fiksi dalam bahasa Inggris). Bukunya banyak diterbitkan oleh Kanisius di samping penerbit lain seperti Kompas. Saat penggalian ide, sampai proses menerbitkan buku-bukunya itulah yang diceritakannya dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna dalam buku Pengalaman Menulis Buku Nonfiksi.
Dalam buku yang hanya 88 halaman itu Wishnu menuturkan pengalaman dari mana mendapatkan sebuah ide untuk kemudian dijadikan naskah dan mengirimkannya ke penerbit untuk dijadikan buku.
Tak Selalu Mulus
Naskah yang sudah dianggap penulis sebagai naskah yang sudah bagus dan sudah mengalami banyak perbaikan terkadang mengalami jalan yang tidak mulus untuk jadi buku. Karena naskah yang akan diterbitkan dibaca dahulu oleh editor sebelum dapat keputusan bisa diterbitkan atau tidak, maka editor yang menentukan apakah naskah itu sudah layak diterbitkan atau harus mengalami perbaikan lagi di sana sini. Atau bisa saja mengalami nasib yang lebih parah: ditolak untuk diterbitkan! Alasan penolakan dari penerbit juga bukan selalu karena naskah itu jelek tapi juga karena menurut prediksi penerbit, pasar tidak terlalu membutuhkan naskah itu. Hanya kalangan tertentu saja sehingga akan merugikan penerbit. Atau isinya tidak sesuai dengan misi penerbit.
Salah satu naskah Wishnu yang ditolak adalah tentang bahasa Inggris. Meski ditolak Gramedia, Wishnu masih menganggap naskahnya layak dipublikasikan. Maka, ia pun membongkar kembali naskahnya dengan mengurutkan kembali bab-babnya, menambah bab baru, ikhtisar, bahkan ilustrasi (hal. 24). Setelah dkirimkan ke penerbit Kanisius, naskah itu hanya membutuhkan enam bulan untuk diterbitkan.
Atau pengalamannya saat mengirimkan naskah Going Abroad: A Book Of Conversations yang diterbitkan Nusa Indah, Ende, Flores setelah ditolak dahulu oleh Gadjah Mada University dan Pustaka Utama Grafiti.
Hanya Pengalaman
Buku ini tidak menerangkan bagaimana cara menulis sebuah karya nonfiksi yang baik dan layak diterbitkan seperti yang ditututrkan penulis dalam Pengantar. Buku ini hanya berisi pengalaman penulis tentang jalan yang ditempuh naskah-naskahnya sampai menjadi buku. Juga menjelaskan apa saja yang mesti dilakukan seorang penulis ketika naskah yang dibuat sudah dianggap jadi untuk kemudian menempuh proses selanjutnya agar menjadi buku.
Ada 11 pengalaman yang diberikanWishnu saat membuat sebuah naskah dan prosesnya sehinggga menjadi buku dalam bab pertama. Sedangkan pada bab kedua Wishnu menjelaskan bagaimana cara mengirinkan naskah ke penerbit. Pada bab ini juga dicantumkan berbagai contoh surat pengiriman naskah, penerimaan naskah, surat keputusan terbit atau tidak terbit, surat perjanjian sura pemberitahuan cetak ulang, sampai laporan buku yang terjual.
Buku ini bermanfaat bagi Anda yang suka menulis atau sudah memiliki naskah namun bingung harus melakukan apa untuk menjadikannya buku. Dan setelah membaca buku ini, rasanya tak ada alasan untuk tidak berani membuat buku.
Serang, 17 Oktober 2008
Selasa, 11 November 2008
Berani Nggak Bikin Buku?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar