Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 08 Februari 2009

Mereka yang Dapat Mengguncang Dunia

"Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia."
(Soekarno)

Menawarkan pemimpin pemuda hari ini seperti memberikan angin segar di tengah alam perpolitikan Indonesia yang semakin “gersang”. Kegersangan itu ditandai kelangkaan sifat dan sikap para pejabat tua yang tidak memberikan contoh baik sebagaimana diberitakan di media massa. Di antara berbagai sikap yang tidak baik itu adalah sifat korupsi pejabat yang sering terungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini juga menandakan bahwa kepemimpinan elit poitik yang sudah tua, telah mengkhianati apa yang telah diamanatkan rakyat kepada mereka saat diambil sumpah sebagai pejabat. Dan sikap seperti ini tidak akan banyak memberikan harapan perbaikan pada bangsa gemah ripah loh jinawi ini.
Karena masyarakat sudah frustasi dengan kelakuan pejabat yang tua—meskipun di berbagai survey yang diadakan baru-baru ini tokoh-tokoh politik tua masih digemari—maka pemuda bisa menjadi penawar bagi sikap frustasi ini.
Di sinilah pemuda diberikan kesempatan dan ditantang oleh masyarakat untuk membuktikan bahwa mereka bisa lebih baik dari para orang tua. Energik, idealis, semangat, banyak ide segar, dan seterusnya, begitulah gambaran yang melekat pada pemuda. Dan ini bisa menjadi modal dasar demi perbaikan itu.
Lagi pula, dalam Undang-Undang Dasar 1945, setiap warga negara memang berhak mengecap politik termasuk di dalamnya adalah pemuda. Bahkan founding fathers kita (para pendidiri negri ini) sudah terjun dan berjuang melalui partai politik, baik yang dibuatnya atau yang sudah ada sejak mereka masih muda. Sejak mereka mahasiswa.

Pemuda-Pemuda Tangguh
"Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia." Begitu berapi-api apa yang diucapkan Soekarno di atas. Saya, yang tak pernah melihat sosok Soekarno secara langsung namun dapat merasakan betapa kalimat itu memiliki pancaran semangat, nyali, dan optimisme yang begitu tinggi. Tapi... kemudian muncul pertanyaan: benarkah yang diucapkan Soekarno itu?
Soekarno memang orator ulung. Ia memang sangat bisa dalam menggerakkan dan menggelorakan semangat siapa saja yang mendengar orasinya. Dan saya kira Soekarno tidak main-main dengan pernyataannya tentang keunggulan pemuda. Ia adalah sosok figur yang didengar kata-katanya oleh banyak orang bahkan oleh seluruh rakyat Indonesia saat itu. Maka, agak janggal jika pernyataannya hanya omong kosong belaka. Dan agaknya tidak dapat diterima oleh akal sehat jika seorang yang memiliki posisi demikian bicara asal bicara. Kosong tak berisi.
Ia sebagaimana yang kita tahu adalah seorang yang luas ilmu pengetahuannya. Ia membaca banyak literatur sejak masih sekolah. Buku-buku tentang kesenian, politik, agama, dan filsafat ia kunyah sehingga membentuk pola pikirnya. Karena itu, ia pasti punya pengetahuan tentang yang diucapkannya itu. Tak mungkin ia hanya sekedar ngomong tanpa dasar.
Pengetahuan yang dimilikinya kemudian diperkuat oleh pengalamannya sendiri selama memperjuangkan Indonesia sejak muda. Kita tahu sebagaimana semasa perjuangan dulu, ia dan teman-teman seperjuangannya—yang sama-sama masih muda—dengan semangat bergelora berperang dengan penjajah, mengusirnya dari Indonesia. Setelah itu, Soekarno dan kawan-kawan ikut berperan di dunia politik internasional. Padahal negara yang ia wakili merupakan negara yang lahir kemarin sore. Namun Soekarno sangat percaya diri dengan kemampuannya. Bahkan Soekarno dan kawan-kawan dapat membuat Indonesia disegani dan diperhitungkan di dunia internasional.
Tapi pemuda seperti apa yang bisa mengguncangkan dunia seperti yang diungkapkan Soekarno? Tak mudah menjawabnya. Namun saya mendapatkan sedikit gambaran pemuda seperti apa yang dimaksud Soekarno.
Pemuda yang dimaksud tentu saja pemuda yang memiliki mimpi-mimpi besar dan meyakini mimpi-miminya. Kita tahu bahwa saat Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Syahrir, Tomo, dan lain-lain saat meneriakkan kemerdekaan Indonesia—mereka masih berusia muda—pada saat itu mereka sedang bermimpi. Karena tidak ada Indonesia sebelumnya. Tapi mereka tetap mendekap erat mimpi itu. Mereka meyakininya, dan berjuang segenap tenaga mewujudkan mimpi itu. Mereka mencurahkan segenap perhatian hidupnya demi apa yang diimpikan dan cita-citakan.
Dan akhirnya, kita sama-sama tahu dari sejarah bahwa negara bernama Indonesia—mimpi para pejuang pemuda itu—bisa berdiri. Tegak. Dan menjadi salah satu negara yang diakui oleh dunia internasional. Bahkan saat Soekarno menjadi presiden, Indonesia menjadi negara yang cukup berpengaruh di dunia internasional.
Maka, tak berlebihan bila hanya dengan sepuluh pemuda dunia akan dapat digoyangkan. Karena mereka adalah pemuda-pemuda tangguh yang mau bermimpi setinggi langit dan mau bekerja keras mewujudkan mimpinya.

Belajar dari Para Pemuda Pilihan
Soekarno, Hatta, dan kawan-kawan seperjuangannya adalah sebuah potret dari pemuda-pemuda kebanggan yang pernah dimiliki bangsa ini. Mereka memiliki kepedulian yang tinggi kepada rakyat. Mereka memang dibesarkan di mana diskriminasi dan perlakuan semena-mena yang dilakukan penjajah menjadi hal yang sangat sering dirasakan. Bahkan keadilan tidak bisa didapatkan pada masa itu. Keadilan hanya milik penjajah dan tuan tanah.
Sadar dengan apa yang menimpa rakyat, mereka belajar dengan sungguh-sungguh lalu memanfaatkan ilmu pengetahuannya untuk memperjuangkan kemerdekaan. Mereka adalah para pemuda dengan wawasan luas, memiliki visi untuk maju, memahami apa yang diinginkan oleh rakyat dan memihak pada mereka. Mereka adalah pemuda pilihan. Pada merekalah rakyat memberikan kepercayaan untuk membawa bahtera Indonesia yang kaya sumber daya alamnya ini.
Perjuangan mereka diawali dari bawah karena sebenarnya mereka juga termasuk ke dalam rakyat kecil itu. Hanya saja, mereka memiliki nasib yang lebih baik karena dapat mengenyam pendidikan. Sehingga mata mereka dapat terbuka dengan apa yang mereka baca dan pelajari dari buku-buku dari negara-negara yang lebih maju yang mereka baca. Mereka adalah para pemuda yang rela masuk-keluar penjara demi memperjuangkan mimpi mereka membawa rakyat menuju kemerdekaan.
Dan kepada mereka inilah sebaiknya para pemuda yang akan memimpin negri ini bercermin.

Penutup
Saya rasa, kepemimpinan muda di Indonesia untuk saat ini memiliki peluang yang sangat baik dan terbuka lebar di tengah-tengah kelangkaan figur yang dapat dijadikan contoh baik. Di tengah hiruk pikuk dunia politik yang penuh dengan nuansa Korupsi. Namun para pemuda seperti founding fatherslah yang saat ini dinanti. Pemuda-pemuda sebagai jelmaan Ratu Adil yang dinanti-nanti. Pemuda yang dimaksud adalah mereka yang peka terhadap kehidupan sosial, berwawasan luas, dan pro rakyat. Pemuda seperti ini yang ditunggu-tunggu.
Maka, tak mengapa bila ada pemuda yang mau menjadi pemimpin dalam organisasi, ormas, atau parpol sekalipun. Bahkan peluang kepemimpinan pemuda di Indonesia sangat terbuka lebar. Mungkin Barack Obama bisa menjadi cermin bagaimana seorang pemuda menjadi begitu dikagumi dan diharapkan membawa perubahan seperti slogan Presiden Amerika kulit hitam pertama ini saat kampanye: change.
Tapi, sudah bukan saatnya lagi para calon pemimpin rakyat (yang masih muda-muda itu) hanya mengandalkan senyum dalam poster, baliho, spanduk, banner, dan stiker. Lebih dari itu, mereka harus benar-benar mau memihak pada kepentingan rakyat kemudian memperjuangkannya.
Mereka mesti memberi rakyat program-program yang menggugah dan kongkret sehingga rakyat bisa tahu sejauh mana sang calon pro rakyat.

Tidak ada komentar: