Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 02 September 2008

Tip Agar Sukses Saat Wawancara


Mewawancarai narasumber ternyata tak semudah yang dibayangkan. Apalagi untuk para reporter pemula. Kadang ada rasa takut bahkan rendah diri saat baru melihat narasumber. Akhirnya, keringat dingin pun turut menambah kesan kalau kita grogi.

Namun juga tak sesulit yang dikira. Asal banyak belajar, akan lancar. Untuk itu, saya memiliki beberapa tip bagi reporter baru yang akan terjun meliput.

  1. Persiapkan pertanyaan yang akan kamu ajukan. Bisa perpoin atau secara garis besar. Bila perpoint, memudahkan kita mengingat dengan detail apa yang akan ditanyakan kepada narasumber. Namun resikonya, kertas/ note book kita akan banyak tersita oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kebalikannya, merumuskan pertanyaan secara global akan menghemat namun saat kita gugup, maka semua yang akan kita tanya terkadang mendadak hilang dari kepala. Pilihan ada di kamu. Lebih enak yang mana.
  2. Cari tahu segala sesuatu yang dapat mendukung wawancara yang akan dilakukan. Misalnya, baca-baca informasi (dari buku, majalah, internet dll) yang berkaitan dengan isu yang akan digali. Jika akan menggali tentang keamanan kampus, maka perlu juga kita tahu sudah sejak kapan kampus punya satpam, kebobolan maling sudah berapa kali, sejak kapan diberlakukan parkir dst. Pokonya semua hal yang bisa membuat kamu tidak blank-blank amat sehingga jika narasumber mau berbohong, kita tahu.
  3. Siapkan alat tulis dan rekaman dengan baik. Chek lagi apakah alat-alat itu masih berfungsi dengan baik. Jangan sampai saat wawancara, pulpen kamu habis atau rekaman tak bekerja dengan baik.
  4. Pakai parfum biar tambah pede. Jangan sampai narasumber pingsan gara-gara mencium bau badan kamu. Dan jangan sampai narasumber tidak nyaman karena akan membuat ia ngin cepat-cepat selesai wawancara sebelum waktunya.
  5. Usahakan sikat gigi dahulu sebelum wawancara. Jangan sampai bau nafas yang kamu miliki membuyarkan konsentrasi narasumber. Kalaupun sedang dalam keadaan buru-buru dan tidak sempat membersihkan mulut, jagalah jarak dengan narasumber saat wawancara. Selain menghindari malu, ini juga bisa menjaga kredibilitas seorang wartawan. Jangan sampai image wartawan identik dengan bau naga. Kalau ini terjadi, kamu sudah memberikan image buruk kepada wartawan senior dan mendzolimi calon-calon wartawan.
  6. Sesuaikan pakaian dengan keadaan narasumber. Jangan sampai memakai piama saat wawancara dengan rektor. Atau pakai jas ketika wawancara dengan petani di sawah. Sesuaikan saja. Saya yakin kamu pintar dalam hal ini.
  7. Baca bismillah sebelum wawancara dan berdoa agar semua lancar. Bagi kamu yang non islam, berdoa sesuai keyakinan.
  8. Perkenalkan diri pada narasumber dengan sopan. Biasanya, narasumber—apalagi yang baru kita kenal—akan menjauhi kita jika kita sok akrab kepada mereka. Maen tanya saja. Apalagi kalau apa yang ia ucapkan kita tulis, ia akan kaget. “Apa-apaan ini!” Mungkin akan begitu komentar narasumber. Lalu ia akan semakin empati kepada kita.
  9. Jangan suka memilah-milah narasumber. Yang jelek, yang cakep atau setengahnya, semuanya adalah narasumber berita. Semuanya berhak mendapatkan tempat sebagai narasumber.
  10. Tegakkan badan saat wawancara. Selain untuk menciptakan kesan macho, ini juga akan menambah kepercayaan diri.
  11. Senyum dan tunjukkan tampang semanis mungkin. Jangan tampang memelas. Takut dikira mau minta duit. Kan berabe.
  12. Usahakan jangan mendahulukan narasumber yang cantik. Orang cantik apalagi yang baru kita kenal, biasanya sombong. Jadi, untuk menyelamatkan muka, cari dan wawancarai dahulu orang-orang yang tidak masuk kategori tadi. Namun jika narasumber hanya itu (yang cantik saja), maka mau tak mau kita harus menggarapnya.
  13. Selingi wawancara dengan humor. Selain bisa mencairkan suasana, humor juga diyakini dapat membuat kita awet muda. Jangan sampai profesi wartawan yang serius ini membuat kita tampak lebih tua dari umur sebenarnya.
  14. Selipkan pertanyaan-pertanyaan atau komentar menyangkut hal-hal pribadi narasumber. Siapa pun, orang mana pun, biasanya akan senang jika banyak yang mengajaknya ngobrol tentang hobi (apa yang disukainya) atau hal-hal yang agak pribadi seperti kesibukannya saat ini. Ini akan membuat narasumber seakan tidak sedang diwawancara tapi ngobrol dengan teman. Dengan begitu, narasumber akan dengan senang hati menjawab pertanyaan yang kamu ajukan.
  15. Jangan lupa ucapkan terima kasih saat wawancara selesai karena ia telah meluangkan waktunya untuk wawancara.
  16. Minta nomor telepon rurmah atau handphone untuk keperluan konfirmasi. Jangan-jangan ada pertanyaan penting yang belum kamu ajukan. Atau bagi kamu yang jomblo, tip nomor 16 ini bisa untuk pedekate kalau kamu tertarik. Kenapa tidak?
  17. Tip-tip ini berdasarkan riset, khayalan, dan pengalaman pribadi penulis. Jadi,
Jangan terlalu percaya semua tip di atas. Yang baiknya aja diambil. Lagian tadinya cuma mau buat becanda-becanda aja tapi sayang juga kan kalau gak ada manfaatnya. Terima kasih. Mau tahu tpik lain? Kunjungi www.gadingtirta.blogspot.com

Tidak ada komentar: