Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 11 November 2008

IRONIS


Sumber Gambar: www.cylonsky.blogspot.com
Saya tak pernah menyadari kalau lingkungan kampus tempat saya belajar terdapat banyak ironi. Salah satu ironi adalah yang ada di Fakultas Tarbiyah, fakultas saya.
Bagaimana tidak demikian jika apa yang diinginkan (walaupun mungkin sebenarnya tidak begitu diinginkan) oleh seorang penentu kebijakan akan sebuah kualitas namun ia sendiri tidak melakukan hal-hal yang akan mengarah ke tujuannya itu. Contoh yang saya amati adalah ujian khusus.
Ujian ini sebenarnya termasuk pada sistem baru. Niat awalnya mulia: agar para lulusan IAIN tahu (bahkan diharuskan hafal) beberapa ayat Al-Quran dan Hadits yang berkaitan dengan jurusan masing-masing. Mungkin agar mahasiswa enak kalau harus berbicara tentang ilmu-ilmu yang digelutinya sewaktu kuliah—yang berembel-embel islam. Karena kampus islami, maka beberapa ayat dan hadits sudah sewajarnya tahu.
Maka, diadakanlah ujian khusus di antara ujian kompre dan munaqosah untuk menguji mahasiswa dalam hafalan ayat dan hadits. Dan dibuatlah diktat materi untuk ujian khusus. Untuk fakultas Tarbiyah ayat-ayatnya berkaitan dengan pendidikan, fakultas Syariah berkaitan dengan hukum dan Ushuluddin dengan dasar-dasar agama.
Mahasiswa yang ingin ikut ujian khusus, ia mesti melalui ujian kompre dahulu. Yang belum, tidak boleh daftar bahkan tak boleh mendapatkan diktat ujian khusus. Kalau fakultas lain membagikan gratis diktat ujian khusus (biasanya berbentuk buku) hanya fakultas Tarbiyah yang tidak. Mahasiswa mesti mengembalikan diktat kepada jurusan.
Saya juga tak bisa ikut dengan jalan pikiran mereka2 yang berada di sistem fakultas Tarbiyah. Saya yakin penguji menginginkan nilai mahasiswa yang diujinya pada ujian khusus meraih nilai bagus. Tapi keinginan itu tidak sejalan dengan kebijakan orang atas yang memberikan materi ujian khusus dalam waktu yang relatif singkat. Bahkan salah seorang teman hanya dikasih tiga-empat hari untuk menghafal ayat2 dan hadits2 yang tidak berjumlah sedikit.
Pada akhirnya, cita2 dan apa yang diupayakan tidak harmonis dan tidak akan berhasil. Ironis, kan?
Serang, Oktober 2008

Tidak ada komentar: