“Berlainan dengan seorang wanita, seorang lelaki dapat membagi cintanya kepada beberapa orang dengan prosentasi yang sama.” Begitu ujar seorang kawan. Wanita hanya bisa menaruh perasaannya kepada seseorang saja. Dengan kata lain, wanita adalah makhluk yang setia yang hanya mau (atau mungkin bisa) membagi hatinya kepada satu orang sedangkan lelaki sebaliknya. Mungkin ‘kelebihan’ seorang lelaki yang dinyatakan seorang kawan tadi adalah alasan (kalau memang bisa) kenapa lelaki bisa (baca: boleh) poligami dalam islam sedangkan wanita tidak.
Aku merasa tertampar dengan pernyataan kawan di atas. Ya, harus diakui lelaki memang bisa melakukan bagi-bagi cinta. Dan alasannya bisa bermacam-macam; dari yang benar-benar karena kagum (walaupun mungkin hanya sedikit yang ia rasakan) sampai hanya mengejar nafsu belaka. Nafsu dalam arti sesungguhnya atau hanya terdorong kesempatan yang baik dan sayang jika mesti disia-siakan.
Aku tak tahu apa yang kurasakan saat ada yang menyatakan perasaannya kepadaku dan aku juga merespons baik (padahal aku sudah punya pacar) apa aku hanya memanfaatkan moment atau memang lelaki cenderung egois karena alasan dia memiliki apa yang tak dimiliki kekasihku.
Ah, wanita terkadang membuatku pusing. Bukan hanya karena mereka makhluk yang lemah di satu sisi namun juga berkuasa karena sering kali menggoda di sisi lain tapi karena semua bermula dari kaum hawa ini.
Aku tak tahu apa yang kubicarakan sekarang. Aku hanya ingin bilang, “Tak ada yang pernah dengan benar-benar setia dalam hidup ini. Kita pada dasarnya hanya setia pada hidup itu sendiri. Begitu yang diucapkan tokoh Sukab dalam cerpen Seno Gumira Ajidarma Sukab dan Sepatu yang mendapat penghargaan itu.
Ya.... ternyata kita tidak pernah benar-benar setia pada siapa pun.
Sabtu, 13 Desember 2008
Kita tak Pernah Benar-Benar Setia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar