Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 02 November 2009

Memilih Secara Rasional Adalah Pilihan

Memilih presiden dan wakil presiden pada 8 Juli 2009 bukan perkara main-main dan bukan pula perkara gampang. Memilih Pemimpin Indonesia ke depan bukan seperti memilih pakaian yang kalau tidak sesuai bisa langsung dibuang dan menggantinya dengan yang lain saat itu juga. Bukan juga seperti memilih sepatu yang tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan kita saat memilih yang tidak tepat. Karena memilih presiden sama saja dengan memilih nasib kita mendatang selama lima tahun. Siapa yang kita pilih akan menentukan bagaimana nasib kita, juga nasib seluruh rakyat Indonesia kelak.
Untuk itu, memilih presiden bukanlah hal yang mudah. Semua mesti dipertimbangkan dengan jernih dan penuh pertimbangan. Kita mesti tahu siapa yang pantas dan memang bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Membuat rakyat lebih sejahtera agar tidak ada lagi yang makan nasi aking. Memberantas korupsi yang hanya membuat rakyat lebih sengsara. Kita juga mesti tahu apakah sang kandidat bisa merealisasikan apa yang ia janjikan ketika kampanye ataukah tidak.
Pertanyaannya: sesulit itukah memilih Presiden pada Pilpres nanti? Jika berbicara pada tataran ideal mestinya memang begitu.
Namun, jika pun kita belum mampu menggali dan mengetahui kelebihan, kebaikan, potensi, atau hal-hal positif lainnya dari ketiga capres dan cawapres terlalu jauh, karena memang bukan perkara mudah mengetahui itu semua, paling tidak kita tahu siapa (diantara ketiga kandidiat itu) yang paling sedikit kejelekannya. Jelek visi misinya, jelek adabnya, kebijakannya selama ini, jelek rekam-jejaknya, dan seterusnya.
Karena dalam Ushul Fiqih ada kaidah “idza ta’arodho mafsadatani ru’iya a’zhomuhuma dhororon bi irtikabi akhoffihima”, jika kita disodorkan dua hal yang sama-sama jelek atau merusak—dan saat kita mesti memilih—,maka kita mesti memilih yang paling sedikit kejelekannya.
Dengan mengetahui (minimal) kejelekan-kejelekan para kandidat, maka kita sudah selangkah lebih maju dalam menentukan pilihan dalam Pilpres nanti ketimbang mereka yang tidak memiliki pertimbangan apa pun. Dan itu yang membedakan kita dari orang lain.
Kita tidak seperti mereka yang tidak punya pilihan dan karena itu memilih siapa pun tanpa pertimbangan rasional. Atau tidak seperti pemilih yang bersedia menjual suara hanya demi beberapa lembar uang padahal apa yang mereka lakukan adalah juga menyangkut nasib dirinya sendiri.
Memilih Presiden dan wakil Presiden secara benar adalah pilihan. Dan mereka yang memillih dengan benar berarti sudah memilih secara rasional. Berdasar dan tidak ngawur! Pertimbangan-pertimbangan semacam ini perlu kita perhatikan agar tidak menyesal di kemudian hari.
Bagaimana mengetahui kebaikan-kebaikan dan kejelekan-kejelekan para kandidiat capres dan cawapres kita? Banyak hal yang bisa dilakukan; baca koran, nonton televisi (berita dan hal-hal yang berkaitan dengan pemilu), atau diskusi dengan teman. Beberapa koran bahkan mengupas kecenderungan-kecenderungan gaya kepemimpinan para capres dan cawapres sebagai gambaran untuk para pemilih. Cara seperti inilah yang akan banyak membantu kita dalam menentukan pilihan mendatang. Dengan begitu, sedikitnya ada gambaran yang kita pegang untuk menilai ketiga kandidat capres secara lebih baik.
Semoga kita termasuk pemilih yang rasional. Semoga apa yang kita pilih merupakan hal terbaik untuk kita semua dan untuk negeri kita tercinta ini.
Selamat mencontreng.

Tidak ada komentar: