Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 02 November 2009

Mengintip Pariwisata Kita

Apa yang membedakan kita dengan negara lain, misalkan Malaysia, dalam pariwisata? Salah satunya mungkin kegencaran dalam hal promosi.
Malaysia sangat gencar mempromosikan pariwisata mereka (dengan jargon “the truly asia”) ke negara-negara luar melalui siaran televisi internasional atau website. Sedangkan kita “agak lemah” dalam hal yang sama. Saking lemahnya kita dalam promosi, sampai-sampai di Timur Tengah, Indonesia lebih dikenal dengan negara penuh bencana dan gudang TKI ketimbang tanah gemah ripah loh jinawi dari media internasional. Begituah menurut laporan koran Kompas beberapa waktu lalu.
Dengan lemahnya promosi sebagai negara yang banyak tempat wisata, tidak menutup kemungkinan kita juga hanya akan semakin dikenal dengan negara yang rawan akan aksi teroris oleh negara-negara di luar negeri. Pengeboman di Bali, dan peristiwa teranyar adalah pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Kejadian yang menewaskan lebih banyak warga negara asing ini semakin memukul dunia pariwisata kita karena beberapa negara menghimbau rakyatnya agar tidak dulu mengunjungi Indonesia.
Saya tidak akan jauh-jauh membicarakan pariwisata kita secara nasional. Saya hanya ingin membicarakan tentang pariwisata di lokal saja. Banten khususnya. Bagaimana pariwisata di daerah kesultanan ini?
Jika dicatat dan diungkapkan, sebenarnya banyak potensi pariwisata Banten yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah. Betapa kaya Banten kita ini dengan kebudayaan dan alam sebagai modal menarik bagi dunia pariwisata yang tak dimiliki daerah lain. Dan selama ini hanya beberapa nama tempat saja yang terkenal oleh mereka yang berada di luar Banten. Pantai Anyer dan Carita adalah contoh yang paling popular sebagai tempat pariwisata dibanding tempat pariwisata yang lain. Di kedua pantai ini biasanya selalu ramai pengunjung pada akhir pekan, hari libur, juga pada lebaran.
Ketenaran Anyer juga lebih banyak didapat oleh turis domestik dari mulut ke kuping saja. Atau dari karya fiksi semisal Balada Si Roy karya Gola Gong yang sempat “boomong” tahun delapan puluhan. Bukan karena promosi yang dilakukan pemerintah daerah di media massa apalagi internet.

Jalan alternatif
Banyak yang mesti dperbaiki agar dunia pariwisata kita lebih dikenal seluruh lapisan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Salah satunya adalah dengan gencar berpromosi seperti Malaysia itu. Mungkin akan banyak memakan biaya jika pemeritah daerah mesti memasang iklan di media internasional. Tapi tentu masih ada banyak jalan lain selain memasang iklan di media internasional, salah satunya adalah memanfaatkan internet sebagai jalan alternatif.
Sebagai media yang lintas batas daerah bahkan negara, internet bisa digunakan sebagai tempat berpromosi kebudayaan yang dimiliki Banten mulai dari makanan, acara-acara besar, sampai tempat bagus dan lain sebagainya. Informasi tempat pariwisata dan tempat membeli makanan khas atau cinderamata khas, bisa dilengkapi dengan informasi rute bagaimana bisa sampai ke tempat tujuan. Atau jika memungkinkan sekalin dengan harga ongkos dari satu tempat ke tempat lain agar tahu jalur yang lebih cepat dari mana, atau jalur yang murah mesti kemana.
Cara ini bisa memungkinkan dan sangat menjanjikan untuk menarik wisatawan. Apalagi pengguna internet sudah semakin banyak. Dan orang-orang sekarang memang biasanya menggunakan iternet sebagai rujukan untuk memperoleh informasi apa pun yang mereka butuhkan tidak terkecuali jika akan mengunjungi suatu tempat untuk berwisata.
Bagaimana promosi pariwisata Banten saat ini? Saya tidak tahu banyak. Tapi untuk hal promosi di dunia maya rasanya belum maksimal. Untuk mengetahui rute ke Baduy saja Dinas Pariwisata kita belum punya. Bahkan yang lebih menyedihkan pemerintah daerah yang menangani pariwisata kita belum memiliki website sebagai ajang promosi. Dinas Pariwisata kita masih kalah oleh Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka memiliki website lengkap dengan info keterangan obyek wisata, hotel, desa wisata, wisata kuliner, tempat belanja, transportasi, sampai peta wisata.
Jika pemerintah daerah tidak sempat membuat promosi-promosi itu sendiri, ada baiknya diadakan lomba tulis, film dokumenter, atau lainnya yang berkaitan dengan promosi pariwisata Banten. Selain bisa merangsang kreatifitas warga Banten, juga pemerintah daerah bisa langsung memilih karya-karya yang memang layak guna mempromosikan Banten sebagai tujuan wisata. Dengan begitu kita berharap pendapatan daerah bisa semakin meningkat agar kesejahteraan masyarakat juga bisa meningkat.
Selain masalah promosi, tentu infrastruktur juga mesti diperhatikan agar keamanan dan kenyamanan bisa didapatkan karena esensi dari pariwisata adalah bagaimana memanjakan mata, lidah dan telinga. Salah satu yang mesti diperhatikan adalah jalan raya sebagai jalur mengakses daerah yang ingin dikunjungi.
Sudah saatnya Banten dikenal dengan citra postif lainnya dan tidak melulu hanya dikenal sebagai daerah mistik, jawara, santet, pelet dan seterusnya.

Tidak ada komentar: