Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 12 Maret 2019

Berburu Buku Bersama Para Serigala


Untuk pertama kali saya datang ke acara pesta buku murah Big Bad Wolf Book Sale Jakarta di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang. Kebetulan pada Rabu itu saya sedang libur kerja. Padahal, bagi yang lain hari itu adalah hari kerja.
Salah satu keuntungan menjadi wartawan di daerah, libur berlaku pada hari sebelum hari H. Maksudnya bila hari libur (tanggal merah) jatuh pada hari Kamis, maka wartawan libur pada hari Rabu. Sementara pada Kamis malah masuk kerja.
Sebelum datang ke acara saya searching di Google tentang apa itu Big Bad Wolf. Ternyata itu adalah semacam pesta buku dengan harga yang sangat murah. Bagi saya yang suka membaca, acara ini tidak boleh dilewatkan. Apalagi ada 5,5 juta buku baru di pemaran tersebut dan harganya murah!
Masih menurut berita yang saya baca di internet, penggagas Big Bad Wolf yang merupakan warga negara Malaysia itu awalnya ia sengaja menggelar buku murah agar semua orang bisa membeli buku. Sebab dulu karena ekonomi keluarga yang sulit ia tidak mampu membeli buku-buku bagus sebagaimana teman-temannya yang lain. Terkait penamaan bad wolf karena konon itu diambil dari salah satu tokoh di salah satu buku yang dibacanya. Karena itu, mereka yang datang di acara Big Bad Wolf Book Sale sebagai wolfies atau para serigala. Serigala yang hadir tentu tidak memburu mangsa makanan untuk makan melainkan memburu buku.
Maka, pergilah saya, istri, anak pertama saya Ayya (yang masih TK), dan adik ipar ke ICE BSD. Kami sengaja datang pagi agar tidak kehabisan buku saat berburu nanti dan berharap suasana masih sepi. Big Bad Wolf sebenarnya buka 24 jam sehingga bilapun kita datang pukul 01.00 dini hari masih bisa memburu dan membeli buku. Tapi karena membawa anak kecil dan istri yang tengah hamil, saya tentu harus kompromi dan tidak mengikuti hawa nafsu.
Kami berangkat sekitar pukul 07.30. Sampai ke lokasi sekitar pukul 09.00. Menggunakan jalan tol dari pintu tol Serang Timur menuju BSD. Sampai di lokasi suasana masih sepi. Beberapa stan yang ada di depan koridor menuju lokasi pameran buku hanya satu dua yang sudah buka.
Sampai di depan pintu masuk, adik ipar saya Imam, tiba-tiba berbalik. Ia menaruk air mineral di dekat toilet dekat pintu masuk. “Enggak boleh bawa air minum ke dalem,” katanya kepada saya yang bertanya.
Benar saja dua satpam dengan sigap memeriksa tas yang dibawa pengunjung. Beberapa pengunjung yang membawa air mineral diminta membuang botol air tersebut ke tempat sampah. Tidak dijelaskan mengapa tidak boleh membawa air minum. Ah, mungkin khawatir akan membasahi buku-buku, kata saya dalam hati.
Masuk ke ruangan pameran buku saya seperti Aladin yang sedang melihat harta karun di dalam gua. Perasaaan senang meledak-ledak. Ingin rasakanya saya mengangkut semua buku-buku itu. Tapi tentu itu tidak mungkin. Saya hanya membawa beberapa ratus ribu. Paling hanya akan mendapatkan beberapa buku.
Anak saya Ayya tak kalah girang. Malah ia langsung menyambar salah satu buku tebal berbahasa Inggris dari salah satu tumpukan buku-buku anak-anak dan bilang ingin membelinya. Kami bilang kita harus keliling dulu melihat-lihat semua buku. Bila ada yang disukai baru kemudian boleh membelinya.
Baru sampai di salah satu tumpukan buku Ayya kembali memilih buku. Ia merengek minta dibelikan buku. Padahal, ia tidak paham benar itu buku berbahasa Inggris. Saya sebagai orang tua saja belum tentu mengerti hehe. Ayya selalu tertaik pada buku-buku bergambar putri atau tokoh-tokoh kartun yang sering ditontonnya.
“Kakak mau yang ini, Ayah,” katanya merengek. "Kakak mau yang ini, Bunda."
Sampai di tumpukan buku lain, Ayya kembali memilih sebuah buku. Sampai tiga buku yang ia pilih ingin dibeli. Melihat saya tidak leluasa memilih, istri kemudian bilang kalau dia akan bersama Ayya. Sementara saya ia persilakan memilih buku-buku yang ingin saya beli.
“Ya, Allah terima kasih memberiku istri yang pengertian,” kataku dalam hati.
Mulailah saya berburu buku. Tumpukan yang paling saya incar adalah buku fiksi. Saya berharap akan menemukan buku-buku murah seharga Rp5.000 atau Rp10.000 seperti buku kumpulan cerpen Kompas. Tapi ternyata buku-buku yang ada di luar ekspekstasi. Memang ada buku-buku fiksi bagus namun kebanyakan buku untuk remaja dengan nama-nama penulis yang belum akrab di telinga. Sampai akhirnya saya menemukan 6 buku yang paling mewakili minat saya. Sebagian besar buku fiksi (beruntung saya dapat buku kumpulan cerpen WS Renda. Mungkin tak banyak juga yang tahu kalau Rendra menulis cerpen). Untuk keenam buku itu saya hanyamengeluarkan uang sekitar Rp100.000. Kalau beli di toko dengan uang Rp100.000 mungkin saya hanya akan mendapatkan dua buku.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 14.00. Saya sampai lupa waktu. Saya  lupa belum salat dzuhur dan sampai lupa makan siang. Kalau sudah berada di tengah-tengah buku saya seperti perempuan di tengah barang-barang penuh diskon menggiurkan. 
Akhirnya kami menuju tempat pembayaran. Saat itu saya baru sadar kalau jumlah buku yang dibeli Ayya lebih banyak dan lebih mahal dibandingkan dengan jumlah buku yang saya pilih. Dalam hati saya bersyukur anak seusia dia sudah menyukai buku. Saya yakin mereka yang gemar membaca buku akan dekat dengan cita-cita yang dimiliki. 
Setelah itu kami melakukan salat yang lokasinya disediakan panitia di bagian paling ujung tempat BBW.
Berburu buku bersama para serigala, sebutan untuk penggunjung BBW, bagi saya sangat menyenangkan. Apalagi buku-buku yang digelar memiliki harga yang cukup miring namun kualitasnya oke. Sayang ada buku-buku dari beberapa penerbit yang tidak ada sehingga buku yang semula ingin saya dapatkan tidak bisa saya temukan. Mudah-mudahan ke depan makin banyak penerbit yang bisa terlibat dalam BBW sehingga akan semakin banyak yang bisa dibeli.

Tidak ada komentar: